Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Arti Reseller, Dropship Sistem Online Shop Begini Akhirnya

Apa arti reseller dan juga arti dropship? Kalau saya sendiri belum tahu secara pastinya, hanya mengetahui makna reseller yaitu pengecer. Bagaimana dengan makna dropship? Dropship lebih ke si pelaku suplier. Bila mau membuka toko online, setidaknya anda mengerti persoalan reseller dan dropship. Bisa saja, karena ketidaktahuan anda soal reseller dan dropship, anda tidak mematuhi aturan reseller dan dropship yang ada.


Kalau sistem reseller berarti sebuah sistem yang memfasilitasi para pengecer untuk menjual produk kelas eceran. Lalu bagaimana dengan sistem dropship? Bila mengkaitkan kata dropship kepada kata reseller, seharusnya kata itu diberi nama dropshiper alias para pelaku dropship. Lah, arti dropship sendiri apa? Entahlah, anda bisa cari di kamus atau internet. Namun kita menyamakan persepsi saja bahwa dropshiper bisa dianggap pengecer namun mengandalkan 50% sistem orang lain.

Arti Reseller Untuk Online Shop

Lebih dalam, saya akan membahas apa arti reseller. Secara definisi, reseller dikatakan pengecer. Bisanya akan mengandalkan produk dari orang pertama. Para reseller adalah para pedagang kecil yang belum mampu menjangkau pembelian produk langsung dari produsen. Biasanya akan mengandalkan agen atau pelaku grosiran dalam membeli produk untuk dijual kembali.

Biasanya para agen pun sengaja menerapkan sistem reseller dengan tujuan mengikat para reseller agar tetap menjadi pelanggan setia. Salah satu rahasia mentor online shop saya, gm susanto, yang mampu menghasilkan miliaran dengan modal kecil dalam online shop-nya adalah karena menerapkan penjualan grosir. Ada sistem pengikat secara halus seperti memberikan bonus tertentu bagi reseller yang sering belanja atau dengan yang lainnya. Ada juga yang secara terang-terangan menggunakan sistem pengikat, yaitu mensyaratkan belanjar rutin dengan jangka waktu tertentu agar keanggotaannya tetap terikat.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem itu tidaklah asing. Artinya bukan muncul ketika era online datang. Para pelaku online shop yang mengandalkan sistem reseller, tentu mengadopsi sistem dari bisnis ofline yang sudah dilakukan sejak lama. Jadi, seharusnya pembahasan reseller tidak dibuat agar terkesan baru, seolah-olah hanya ada ketika berkembang online shop.

1. Antara Reseller Dan Affiliate

Seperti yang sudah saya ketahui walau agak samar-samar ingat, beberapa pelaku affiliate mengklaim bahwa dirinya membangun program reseller. Tentu, hal ini sekedar klaim semata. Apapun namanya, sistem bisnis yang dibangun berbeda jauh dari program reseller. Program atau sistem yang mereka bangun lebih kepada program afffiliate. Mengapa lebih kepada affiliate? Affiliate lebih cenderung ke pemasar produk milik suplier alias vonder. Sedangkan reseller lebih kepada pengalihan hak penjualan dengan sistem, aturan sepenuhnya hak si reseller alias pengecer.

2. Antara Reseller dan Jasa Online

Siapa yang menyangka kalau jasa online bisa memberlakukan sistem reseller? Rata-rata reseller hanya berlaku pada penjualan produ fisik. Tetapi, di jasa online, reseller jasa online jauh lebih bisa dijalankan. Mengapa? Sistem harga terotomatisasi, sistem penjualan lewat online dan lainnya. Pada intinya, jasa online bisa dibangun sistem reseller. Saya sendiri berencana mengikuti program reseller jasa domain+hosting oleh pihak yang sengaja memfasilitasi harga reseller. Entah, apakah bisa mewujudkan atau tidak. Yang jelas, saya berencana ikut ketika sudah terbangun jasa pembuatan website blog dan penjualan template sehingga bisa ditautkan pada jasa domain-hosting.

3. Pemahaman Grosir dan Eceran (Reseller)

Hal ini perlu diluruskan. Pihak yang sebagai grosir bukan hanya produsen yang sebagai pihak pembuat produk. Juga, grosir tidak hanya para agen atau distributor yang banyak beredar. Begitu juga reseller atau pengecer bukan hanya pedagang kecil. Bahkan, banyak produsen-produsen menerapkan penjualan eceren demi menjaring banyak market.

Namun, pasarlah yang menentukan. Ketika harga jual produk eceran seharga 10.000 maka tidak bisa dijadikan sebagai harga grosir. Ketika penjual berbelanja produk berharga 10.000, harga ini sudah masuk harga eceran sehingga sulit untuk dijual kembali dan mendapat banyak pelanggan. Walaupun harga seperti ini masih bisa dijadikan harga grosir dengan beberapa resikonya. Ketika harga beli produk sekitar 8000, berarti anda membeli harga grosir walaupun berstatus sebagai pengejer. Pada intinya adalah sistem reseller dan gosir harus melihat kondisi harga pasaran.

Arti Dropship Untuk Online Shop

Lalu bagaimana dengan dropship? Di sini tidak lagi membahas sebuah arti yang bersifat definisi mengenai dropship. Saya akan membahas sama seperti di atas, dalam pembahasan reseller. Bagaimana dengan sistem dropship?

Setelah saya mencoba mengikuti sistem dropship sendiri di salah satu situs marketplace dropshiper, sebuah situs perkumpulan para penyedia sistem dropship, akhirnya saya menyimpulkan bahwa antara sistem reseller dan dropship memang sama. Sama-sama belanja produk, menjual ulang, dan bisa jadi terikat sebuah sistem.

Namun khusus sistem dropship yang ditekankan adalah:

1. Belanja Produk Sesuai Jumlah Item Pemesanan Para Pembeli Produk

Begini alurnya. Anda menjual produk-produk dari suplier yang menerapkan sistem dropship. Produk yang anda jual tidak distok atau dipajang. Artinya, anda seperti menjual tanpa produk padahal sebenarnya ada. Ketika ada yang memsan produk berjumlah 5 biji, anda harus berbelanja pada suplier sebanyak jumlah itu. Inilah yang di maksud belanja produk sesuai jumlah item pemesanan.

Mengapa yang berhak menyandang gelar dropshiper adalah para suplier? Suplier lah yang memiliki tanggungjawab penuh atas produk, sistem operasonal. Bagi reseller, hal ini tidak menjadi beban tersendiri. Tugas reseller Cuma berjualan dan melakukan komunikasi. Hal ini pun tidak memikirkan bagaimana produk bisa laku atau tidak. Reseller dalam dropship lebih mirip sebagai marketer walaupun tidak sepenuhnya sebagai marketer.

2. Sistem Pengepakan Dan Pengiriman Dilakukan Para Suplier

Reseller tidak memiliki tugas melakukan pengepakan dan pengiriman produk ke tangan konsumen. Pihak suplierlah yang bertanggungjawab dalam hal ini. Maka dari itu, sistem ini lebih kepada variasi sistem reseller. Mengapa? Karena orang yang berbelanja dan memberikan produk belanjaan adalah mereka yang terlibat dalam sistem reseller.

Kedua hal di atas adalah hal dasar yang memebedakan dengan sistem reseller.

Jadi, maksud para pelaku online shop tidak perlu belanja produk dalam sistem dropship adalah tidak perlu belanja di awal. Ketika ada pemesanan, baru belanja sesuai jumlah pemesanan. Setelah itu, produk akan dikirim ke alamat pembeli dengan nama lapak milik kita sendiri sebagai dropshiper.

Bisa dikatakan bahwa para dropshiper adalah marketer atau makelar. Namun juga tidak dikatakan sebagai marketer 100% karena ada belanja produk sesuai kebutuhan pembeli.

Awalnya saya menduga bahwa sistem ini sudah ada sejak dulu, tidak muncul ketika musim era online. Tetapi ketika dilihat dari detail sistem kerja dropship, kemungkinan muncul setelah berkembang bisnis model online shop. Karena sistem ini mungkin hanya bisa dijalankan secara online yang lebih menekankan kecepatan dan kemudahan dalam berbelanja. Ini sesuai dengan keunggulan sistem dropship yang lebih menekankan kecepatan dan kemudahan berbelanja.