Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Selebgram Cantik Untuk Iklan Produk

Banyak sekali bermunculan selebgram cantik. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk memarketingkan, mengiklankan usaha kecil anda. Biasanya, selebgram yang mendadak muncul karena kondisi tertentu seperti cantik tentunya. Rata-rata, setelah saya perhatikan, yang unggul menjadi selebgram adalah wanita yang memang memiliki paras cantik bila untuk kalangan wanita. Adakah wanita jelek yang bisa menjadi selebgram? Ada namun yang dihadirkan adalah karya dan itu pun membutuhkan kerja keras yang jauh lebih melelahkan daripada wanita cantik.


Kalau urusannya dengan televisi, artis jelek bisa menguasai artis cantik. Tetapi untuk media sosial, sepertinya harus yang sudah saya jelaskan. Hal ini karena televisi menghadirkan konten di luar konteks dari si artis. Bila konten yang dihadirkan bagus, mendukung penampilan dirinya yang sebagai artis jelek, tentu bisa populer, terkenal. Salah satu yang terkenal adalah Si Dede, artis yang terkenal gara-gara tangan dingin sule. Begitu pun si Sule, jelek-jelek namun penghasilan dan kepopulerannya melebihi artis ternama. Ah, belum lengkap kalau belum berbicara Tukul. Tukul tidak ada duanya untuk masalah acara bincang-bincang atau apalah namanya.

Namun bila berurusan dengan sosial media − agak diskriminasi – wanita cantiklah yang akan diunggulkan sehingga layak disebut selebgram cantik. Termasuk dalam ini adalah diunggulkan untuk kebutuhan memarketingkan, mengiklankan produk atau jasa. Banyak wanita cantik yang laris-manis dengan iklan.

Demi tips iklan, di sini saya membatasi wanita cantik yang menjadi selebgram alias wanita artis media sosial adalah hanya wanita yang memiliki follower di atas 100.000 atau 100k di akun Instagram. Tentunya, akun Instagram milik si wanita itu sendiri.

Alasan Wanita Cantik yang Layak Jadi Selebgram

Sebelum membahas tips seputar selebgram cantik yang bisa dihadirkan untuk iklan produk, alangkah baiknya menjelaskan terlebih dahulu mengapa atau alasan apa yang layak menjadi selebgram media sosial adalah wanita cantik. Berikut beberapa alasan yang akan saya kemukakan semampunya, berdasarkan pengalaman saya, ehem.

1. Sudah Menjadi Artis

Banyak artis yang juga merangkap menjadi selebgram, selebriti media sosial. Bahkan, tetap memberikan penghasilan yang besar ketika sudah menjadi selebgram. Contoh saja adalah Arafah Rianti. Beberapa kali mendapatkan job endorse atau apalah sebutannya. Itu hanya mengandalkan konten standar, belum profesional. Ketika naik peringkat soal konten, bisa menyamakan dengan kembarannya yakni Fatin Sidqia Lubis yang selalu di-endorse pengusaha fashion.

Arafah, santai, Dek (saya anggap, Arafah itu adik imajiner saya), aku cuma milih kamu, ehem...

Jadi, tidak perlu pengorbanan besar terhadap media sosialnya, si artis akan dengan mudah mendapatkan banjiran follower. Biasanya para fans akan mencari-cari akun indolanya. Lagi-lagi, yang dicari adalah artis yang bermuka cantik. Walaupun sudah menjadi artis, bila tidak memenuhi syarat tampang, sepertinya “Selamat tinggal”, tidak menjadi selebgram. Namun tetap, karya si artis menjadi prioritas juga.

Ada artis cantik yang indentik dengan muka oon, berkata kurang lebih, “Sekarang followerku 5m, nanti malam sekitar 10m”. Lah, kalau ini sih modus alias pakai jasa follower.

2. Memiliki Konten Yang Menjual

Kalau konten wanita cantik, otomatis konten yang dihadirkan menjual. Ini yang menjadi catatan pertama bisa menjadi selebgram. Bila ada wanita cantik di media sosial, kontennya laris-manis. Namun kalau sekedar foto selfie-selfie semata, yang berfokus hanya di area wajah, terkesan ngarep dipuji atau pamer kecantikan, paling jumlah follower hanya memiliki sekitar di bawah 50k, menurut keterbatasan analisis saya. Ya, memangnya follower begitu nafsu melihat wanita cantik? Follower sebangsa wanita pun tidak merasa tertarik dengan selfie-selfie semata.

Cantik saja belum cukup. Berpenting yang difokuskan adalah menghadirkan konten yang kepentingannya untuk kebutuhan wanita seperti make up, pakaian, tas, kacamata dan sebagainya. Kalau seperti ini, wanita yang menjadi follower pun mendapatkan manfaatnya. Seperti yang sudah diketahui, review pakaian yang paling penting adalah memakainya bukan menjelaskannya. Itu yang akan menjadi inspirasi dalam hal fashion. Begitu juga make up, terpenting bagaimana tampilannya sudah cukup memberikan inpirasi untuk follower walaupun tetap ada penjelasan sedikit.

Begini tips atau syarat-syarat memiliki konten yang menjual, baik vidio atau foto:
  • Memiliki tema konten yang laku dipasaran
  • Profesional foto alias hasil jepretan cantik sang fotografer.
  • Menunjukkan berbagi manfaat walaupun lewat foto
  • Memiliki nilai seni yang nyata
  • Sering update

Rata-rata selebgram cantik yang laku dipasaran para pengiklan adalah selebgram yang menghadirkan konten yang menjual. Harga juga mahal bila sudah mengurusnya dengan serius. Maka memiliki ahli foto pribadi memang penting agar bayaran bisa murah.

Untuk itu, saran buat Arafah untuk memikirkan lebih profesional bila ingin dilirik para pengiklan. Memang butuh modal. Maka dari itu, berangkatlah dari yang disukai kamu.

3. Bukan Karena Pakai Jasa Follower

Memang ini sedikit subjektif pribadi saya sendiri untuk mensyaratkan wanita cantik menjadi selebgram. Namun sekarang banyak wanita cantik yang kontennya tidak menjual, sekedar selfie-selfie cantik, tidak ada kepentingannya dengan kebutuhan wanita, tetapi memiliki banyak follower. Hasil penyelidikan saya, mereka menggunakan jasa follower, dalam hal ini adalah Paid Promote. Artinya memperbanyak follower dengan menggunakan akun tertentu yang memiliki banyak follower. Jelas, hal ini mempersingkat banyak follower. Namun follower yang seperti apa? Rata-rata akun jasa follower yang seperti itu hanya sekumpulan follower para pria. Hal ini karena akun tersebut menghadirkan konten wanita cantik.

Jadi, sekedar banyak follower tidak dikatakan sebagai selebgram. Hal ini pun sebagai warning para pengiklan untuk tidak sembarangan beriklan. Kalau mau rugi, ya silahkan saja. Kecuali kalau produk yang diiklankan terlepas dari jenis kelamin tertentu seperti iklan makanan, restoran, tempat wisata dan sebagainya.

Terkecuali bila menarget akun yang jelas, misal akun Arafah Rianti untuk penambahan follower, sudah pasti benar lah. Yang akan memfollow tentunya yang memang tertarik dengan kontennya.

Yuk, iklanin akun anda ke Arafah Rianti, ehem. Maklum bantuan saya sebagai bentuk rasa cinta saja.

Selebgram Cantik Mengiklankan Produk Lewat Kekuatan Foto

Selebgram cantik memiliki kekuatan daya tarik tersendiri dalam memarketingkan produk kebutuhan wanita. Bahkan daya tarik itu pun bisa mengarah pada wanita. Wanita tertarik pada wanita, dalam arti ke-fashion-annya. Hal ini bila ditampilkan dalam bentuk foto. Alasan ingin sama-sama cantik itulah yang membuat follower wanita tertarik ingin menjadi apa yang dipakai selebgram.

Namun follower wanita memiliki alasan tersendiri untuk merasa bangga meniru apa yang dipakai selebgram. Hal ini pun berkaitan dengan serangkaian konten yang selalu dihadirkan yang membuatnya tertarik pada apa yang dikenakan selebgram. Selebgram dari kalangan artis profesional jauh lebih kuat pengaruhnya. Tentunya konten memiliki bobot menarik, unik, lucu, bermanfaat, dan variasi konten lainnya. Ini hal penting diperhatikan para pengiklan produk yang lebih nyata untuk ditampilkan dalam bentuk foto, dalam hal ini fashion atau kosmetik.

Efek foto memang memiliki kekuatan pengaruh dengan instan. Artinya, ketika melihat foto, orang tidak perlu berpikir menarik atau tidak. Rata-rata follower hanya tertarik melihat foto bila berurusan dengan iklan. Jadi, menghadirkan banyak tulisan dianggap kurang efektif kecuali produk yang di-endorse Arafah Rianti. Cukup foto yang mewakili tema produk, beres.

Ada kasus iklan dari Arafah Rianti, yakni hanya menampilkan vidio iklan produk kecantikan yakni pemutih. Dalam vidio tersebut, hanya menampilkan orang yang sedang melaburi pemutih ke tangan. Seandainya dalam bentuk foto, orang akan langsung tidak tertarik melihatnya. Memang, saya lihat tidak ada daya tariknya. Dus, efeknya pada komentar. Iklan tersebut tidak banyak memiliki komentar. Komentar pun jauh lebih kepada lucu-lucuan yang terkesan nyindir.

Namun ada catatan penting iklan di selebgram wanita cantik. Kalau hanya menampilkan foto 1 kali post, tidak ada efeknya walaupun pose-pose cantik si selebgram. Hal ini berkaitan dengan efek kebiasaan melihat. Follower melihat 1 kali, bisa lupa. Tetapi bila berkali-kali sampai menimbulkan kesan produk, berarti foto yang tampilkan berhasil, bisa diingat terus. Mendapat kesan dari follower itulah dianggap penting. Hal ini sesuai dengan model iklan teknik pengingat ala televisi.

Ketika saya melihat selebgram cantik, idola saya dan juga kembaran Arafah yakni Fatin Sidqia Lubis, teknik iklan yang dihadirkan sangat cantik. Ia mengiklankan fashion milik beberapa pengusaha atau desainer. Iklan yang dihadirkan cantik sehingga follower wanita memiliki potensi tertarik lebih besar. Teknik yang dihadirkan cukup mengupdate foto berkali-kali secara variatif sebagai konten bermanfaat dan menginspirasi untuk follower. Dalam pos, tidak banyak kata-kata penawaran dan bukan penawaran. Hanya memberikan link sumber desain, sudah pada paham. Foto memang selalu berbicara.

Semoga, kamu, Arafah, bisa mengikuti jejak kembaranmu. Jangan cuma dibaca artikel ini, tapi diterapkan. Biar cair terus, hehe...

Iklan Kekuatan Vidio Bisa Dicoba Selebgram Cantik

Ada saatnya memang membutuhkan vidio. Namun yang penting tetap mempertanyakan efektifitas konten vidio. Biasanya hanya berlaku untuk iklan make up. Ya, iklan make up. Namun kalau sekedar menghadirkan tampilan-tampilan cantik, seperitnya hanya berlaku untuk foto. Si pembuat vidio harusnya mempertimbangkan konten yang akan dihadirkan mengingat berkaitan dengan kuota si follower. Harus menghadirkan konten yang setidaknya berkesan di hati. Gambangnya sih, membuat konten yang lebih bersifat berbagi.

Masuk kasus si pengiklan yang mengandalkan Arafah Rianti. Menghadirkan berupa vidio dalam iklan produk kecantikan, namun tidak memiliki kesan. Coba, apa kesan yang diambil bila sekedar moles-memoles pemutih di tangan tanpa ada suara dan juga tampilan wajah? Tidak ada kan? Follower pun merasa tertipu dengan konten yang dihadirkannya, dikira tampian Arafah Rianti. Di saat konten vidio memiliki kekuatan untuk iklan, malah dialihkan pada teks promosi. Dijamin, tidak ada yang mau mencoba membaca teks iklan. Iklan sangat sia-sia. Namun pembayaran atas iklan tidak sia-sia untuk Arafah Rianti, ehem. Selamat aja buat Arafah.

Saya tertarik dengan konten iklan Ria Ricis, orang yang pernah adu mulut dengan Arafah, becanda. Ketika mau iklan riasan alis, bermain peran terlebih dahulu. Mirip iklan di televisi. Inilah konten yang bakal diminati wanita mengingat gaya penyampaiannya yang unik, lucu, mirip iklan di tv sehingga ada manfaat menghibur.

Cuma, ada cumanya. Kalau bermain vidio, kerepotannya tentu jauh lebih tinggi. Tentunya, tidak bisa dibayar murah. Terkecuali bila vidio yang akan ditampilkan di akun selebgram, bisa dibuat sendiri walau resikonya tidak ada penguatan brand di tangan artis atau orang berpengaruh.

Aduh, dari tadi memuji iklan di akun orang lain melulu, Arafah. Sory Dek, kamu tetap spesial kok, hehe...

Atur Konten, Follower Tidak Suka Iklan

Pemahaman iklan adalah menghadirkan konten tertentu untuk mengajak membeli. Walaupun ada dua jenis iklan yakni iklan pengingat dan iklan penjualan, tetapi pada intinya adalah mengajak untuk membeli produk. Bila seperti ini, si selebgram cantik harus mengatur jadwal muncul iklan bila banyak peminat yang ingin diiklankan lewat akun Instagram-nya. Tips ini perlu diperhatikan dengan baik bagi selebgram cantik agar tidak dimuakkkan para follower.

Ingat ya, Arafah, kamu jangan borong semua iklan, hehe.

1. Update Konten Iklan Seminggu Sekali

Prinsipnya bukan masalah per minggu-nya tetapi merenggangkan update iklan yang benar-benar iklan mengajak membeli. Dalam hal ini adalah hard selling atau iklan jenis penjualan. Iklan jenis ini paling tidak disukai para follower. Jangan sekali-kali sering menampilkan iklan seperti ini walaupun banyak pengiklan. Bila banyak pengiklan, tandanya bahwa si selebgram memiliki pengaruh besar. Bila seperti itu, mahalkan saja tarif, beres. Tujuannya agar banyak atau tidak, pemasukkan dari iklan sama saja.

Contoh iklan jenis penjualan:

Dijual blog marketing dengan harga 10 juta. Pengunjung yang datang lebih dari 30.000 per bulan. Mau mendapatkan blog ini? Silahkan hubungi ini dan itu.

2. Rutin Konten Update Non Iklan

Non iklan adalah update yang efektif dilakukan setiap hari atau lebih sering dari konten iklan. Namun tetap prinsipnya adalah memperkenalkan sesuatu yang lebih bersifat komersial. Hal ini pernah dialami Arafah Rianti dalam mengiklankan jasa fotograrafi. Tentu tahu dong, fotografer tugasnya apaan? Nah, si fotografer memfoto Arafah Rianti dan ada yang ditampilkan di instagram Arafah sebagai cara promosi tersembunyi. Sambil membuat konten yang menarik, Arafah mencantumkan sumber foto yakni akun Instagram si fotografer. Efeknya, tentu dong ada saja yang mengklik akunnya. Bila sudah mengklik akunnya, berpotensi mengenal jasa fotografi-nya.

Bila anda ingin memperkenalkan produk/jasa dengan cara seperti ini, bisa juga. Silahkan bila mau mengandalkan Arafah Rianti, ehem. Caranya sebagai berikut:
  • Buat konten dalam bentuk foto
  • Hadirkan tema konten sesuai tema produk
  • Buat teks yang lebih bermanfaat tanpa harus menyinggung masalah produk
  • Jangan lupa, cantumkan alamat akun Instagram-nya

Contoh foto dan teks untuk memperkenalkan “Produk Minuman Oksigen” yang bisa anda lihat di bawah ini:


Foto dan tulisan sebenarnya dipisah biar tidak mengurangi keindahan foto. Itu hanya contoh saja.

Cieh, tips ini baru menspesialkan Arafah Rianti. Ucapin makasih dong ke aku, Fah.